Monday, May 7, 2007

Sedikit tentang Akhwat

Kumelihat seorang akhwat berjilbab lebar sedang berdiri di tepi jalan sambil bertelepon ria. Dia mirip dengan adik iparku. Kulihat lagi. SubhanAllah. Seorang akhwat manis yang menarik. Dia sedang bertelepon sambil tertawa lebar dan lepas. Sungguh, sebuah tontonan yang menarik dan menyegarkan. Aku berpikir, tentu saja para ikhwan juga berpikiran sama denganku. Kalau tak hati-hati, si ikhwan bisa terpikat hatinya melihat tawa manis sang akhwat. Apalagi kalau bisa mendengar suara tawanya. Sepertinya suaranya juga merdu. Kemungkinan ada yang berkata dalam hatinya, “Akhwat kok ga menahan diri, menjaga izzah, centil begitu.” Sang akhwat tentunya tak merasa kalau perbuatannya itu bisa menarik perhatian orang lain. Dia cuma tertawa dengan teman akhwatnya lewat HP. Hmmm….

Aku teringat kembali suatu keadaan yang berlawanan dengan kondisi akhwat tadi. Seorang akhwat berjilbab lebar yang terlihat serius sehingga seperti marah, cemberut, dan tidak pedulian. Orang-orang di sekitarnya bersungut, nih akhwat dah baca buku ‘Jangan Jadi Muslimah Nyebelin’ ga ya… Akhwat kok juteks, sangar, dll. Akhwat lain yang tak berjilbab pun berkomentar, “Aku tadi diplototin sama cewek berjilbab, mungkin karena aku ga pakai jilbab ya. Ternyata, cewek2 berjilbab itu orangnya tidak ramah.” Padahal akhwat serius tadi ga berpikir tuk ngejutekin orang lain, apalagi sesama muslimah.

Kadang, aku juga pernah ngalami hal di atas, melakukan sesuatu yang tak kusadari. Begitulah, menjadi seorang akhwat memang susah-susah gampang.

“Aku adalah pemimpin rumah di pinggiran surga bagi orang yang tidak mau bertengkar mulut meskipun ia benar, pemimpin rumah di bagian tengah surga bagi orang yang tidak mau berdusta meskipun hanya bercanda, dan pemimpin rumah di bagian atas surga bagi orang yang baik budi pekertinya.” [Al-Hadist]


*akhwat: saudara perempuan/muslimah
*ikhwan: saudara laki-laki/muslim

===
jazakillah utk ka Rini atas tulisannya *-:)

0 Komentar:

Post a Comment

<< Home